Kotabaru, detikline.com - Pemerintah Desa Kampung Baru, Kecamatan Pulaulaut Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, menggelar kegiatan Sosialisasi Rembug Stunting pada Senin, 23 Juni 2025.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat dalam mencegah dan menangani stunting pada anak-anak, khususnya pada masa 1000 hari pertama kehidupan.
Kegiatan tersebut diadakan di Kantor Desa Kampung Baru dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Plt. Sekcam Pulaulaut Tanjung Selayar, Suhartati, S.ST.Bdn., MPH., yang mewakili Camat Hasan, S.Pd.SD. Turut hadir Kepala Desa Kampung Baru, Lukman, bersama Ketua PKK Kampung Baru.
Juga tampak hadir Ketua BPD H. Zainuddin, Indrajit, S.T., para pendamping desa seperti Mistar (PD), Syukran (PLD), serta bidan desa Zahrotul Lubaba Sari, A.Md.Keb., yang baru saja ditugaskan di wilayah tersebut. Kegiatan ini juga melibatkan seluruh kader Posyandu, perangkat desa, serta para ketua RT di Desa Kampung Baru.
Dalam sambutannya, Kades Lukman menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir, termasuk perwakilan dari Koramil 1004-11 Pulaulaut Barat yang diwakili oleh Babinsa, Kopda Agus Nur Wanto.
Ia berharap kegiatan ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan ibu hamil dan balita.
“Kami berharap tidak ada lagi warga Kampung Baru yang mengalami stunting. Masyarakat harus rajin memeriksakan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita ke Posyandu,” ujarnya.
Bidan desa Zahrotul Lubaba Sari menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah usia lima tahun yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada masa 1000 hari pertama kehidupan – sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
“Masa 1000 hari pertama kehidupan adalah periode emas, yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari setelah anak lahir. Jika pada masa ini anak tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, maka risiko stunting sangat tinggi,” jelasnya.
Ia menambahkan, anak dengan berat lahir di bawah 2,5 kg dan panjang di bawah 48 cm berisiko tinggi mengalami stunting. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil dan keluarga untuk rutin memeriksakan kesehatan di Posyandu atau Puskesmas.
Sosialisasi ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah desa dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya. Dengan sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan upaya pencegahan dan penanganan stunting dapat berjalan optimal. Rill/Run
0Comments
Silahkan berkomentar dengan sopan