Tulang Bawang, detikline.com - Ketua LSM Maju Adil Jagad Aman Sentosa (MAJAS) Tulang Bawang, Urip Andika, menyoroti penggunaan dana BOS T...
Tulang Bawang, detikline.com - Ketua LSM Maju Adil Jagad Aman Sentosa (MAJAS) Tulang Bawang, Urip Andika, menyoroti penggunaan dana BOS Tahun 2021, 2022, dan 2023 di SMP Negeri 02 Penawar Tama, Kecamatan Penawar Tama, Kabupaten Tulang Bawang. Dia menilai, realisasi dana BOS Tahun 2021, 2022, 2023, tidak sebanding dengan output yang dihasilkan.
Dikatakan Urip Andika, dilihat di Laporan Pertanggungjawaban (LPJ), ada pos penggunaan dana BOS Tahun 2021, 2022, 2023, cukup fantastis, yang mencapai puluhan juta lebih. Namun fakta setelah dicek dilapangan jauh dari yang diangarkan.
Contohnya dana BOS untuk pengembangan perpustakaan Tahun 2021 yang sebesar Rp. 15,163,000, Tahun 2022 yang sebesar Rp 32,900,000 Tahun 2023 sebesar Rp17,300,000. Tapi kondisi perpustakaan dimaksud kurang terawat.
Bangunan perpustakaan terlihat tidak ada renovasi signifikan, dan koleksi buku yang tersedia tidak terlalu banyak.
“Seharusnya dengan anggaran hampir puluhan juta rupiah, tersebut ada penambahan koleksi buku bacaan yang cukup banyak,” tandasnya, ketika ditemui dikediamannya, Selasa (15/08/2023.
Lanjut Urip, realisasi dana BOS Tahun 2021 untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sebesar Rp. 44,600,000 Tahun 2022 sebesar Rp 63,905,000, Tahun 2023 sebesar 20,529,000, tapi secara kasat mata, kondisi bangunan sekolah masih memprihatinkan. Terdapat sejumlah kerusakan seperti kaca pecah, dan plafon yang rusak.
“Memang seperti ada cat baru di beberapa sisi bangunan. Tapi jika hanya mengecat bangunan itu, anggaran senilai puluhan juta lebih itu over budget,” ujarnya.
Urip Andika menduga, anggaran dana BOS di SMP 2 Negeri Penawar Tama dipergunakan dengan tidak semestinya. Dia meyakinkan, akan melaporkan temuannya kepada instansi terkait, agar persoalan ini terang benderang.
“Ini ada dugaan mark up anggaran, maka dari itu dalam hal ini, dalam waktu dekat kami akan laporkan kepada penegak hukum (APH) agar persoalan ini agar ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku di Republik ini,” ucapnya.
Menindaklanjuti dugaan tersebut, media ini langsung konfirmasi kepada kepala SMP 2 Negeri Penawar Tama Made Suardana terkait dengan dugaan mark up tersebut.
Tim sudah 2 kali konfirmasi namun kepala sekolah tidak ada. Namun dalam hal ini tim bisa konfirmasi dengan Dewa sebagai guru Hindu di sekolah tersebut,
Menurut keterangan Dewa sebagai guru Hindu Sekolah tersebut, mengatakan pada awak media mohon maaf, karena Kepala Sekolah sedang ada urusan.
Lanjut Dewa untuk perawatan Sekolah di Tahun 2022, realisasi pengecatan dan rehap kayaknya tidak ada.
"Namun dalam hal ini yang lebih paham terkait sarana dan prasarana Bapak Majani, dia sebagai penjaga sekaligus bidang perlengkapan. Ini coba saya hubungin beliau," jelas Dewa.
"Untuk perawatan saya tahu, namun masalah angka-angka saya kurang paham, karena saya hanya sebagai penjaga sekolah dan tukang kebun," ucapnya
Berselang dengan hal itu, tim langsung liat kondisi perpustakaan dan ruangan guru, salah seorang guru yang bernama Putu mengatakan, terkait keadaan ruangan perpustakaan.
"Beginilah pak keadaan perpustakaan kita, kalau untuk tahun 2022 ada buku baru yang dibeli," ungkapnya. (Bendi)