Donny Susilo, MBA Konsultan Bisnis dan Penulis Buku detikline.com Jakarta - Pandemi Covid-19 telah melanda seluruh dunia. Ekonomi di negara...
Donny Susilo, MBA Konsultan Bisnis dan Penulis Buku |
Hal tersebut sudah sepatutnya menurunkan daya beli konsumen. Banyaknya bisnis - bisnis yang gulung tikar dan pengangguran meningkat. Akan tetapi, apakah benar bahwa semua industri mengalami keterpurukan yang sama karena pandemi ini?
Donny Susilo, selaku Konsultan dari Donny and Partners Indonesia, mengungkapkan fakta yang mengejutkan bahwa penjualan barang - barang mewah selama pandemi justru meningkat, dibandingkan sebelumnya.
Hal ini didorong karena adanya motif investasi dari orang - orang kelas menengah ke atas.
"Sekarang mereka tidak memiliki pilihan lain, berinvestasi di bisnis rill sangat beresiko, sedangkan untuk mendepositokan uangnya ke bank, mereka juga hanya memperoleh bunga deposito yang sangat kecil.
Bank - bank besar saja hanya memberikan bunga mulai dari 2% hingga 4% saja, hal ini tentu pada akhirnya membuat orang - orang kaya ini, menjadi frustasi dan mencari inovasi, mengenai bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik," kata Donny.
Beliau lebih jauh menjelaskan, bahwa dengan adanya krisis global seperti sekarang ini, perusahaan - perusahaan produsen barang mewah memberikan diskon besar, agar dapat mendongkrak penjualan kembali.
Mereka cenderung tidak memiliki masalah profit margin, karena harga yang mereka terapkan pada produk mereka selama ini adalah value based pricing, artinya harga yang mereka terapkan terhadap barang - barangnya, berdasarkan nilai merek, dan seberapa suka orang terhadap barang mereka, tidak berarti bahwa mereka akan mengalami kerugian finansial jika memberikan diskon.
Hal ini yang dimanfaatkan dari orang - orang kaya untuk bisa membeli barang - barang mewah tersebut, pada saat ada diskon besar - besaran seperti sekarang ini, dengan harapan mereka dapat menjualnya kembali dengan harga tinggi di masa yang akan datang, ketika semuanya sudah kembali normal.
Kebosanan mereka di rumah juga memicu fenomena yang langka ini, hal ini disebut dengan shopping therapy, mereka sangat bosan dengan kondisi yang sekarang ini terjadi. Mereka tidak bisa kemana - mana, dan melakukan apapun sehingga pada akhirnya mereka melampiaskan dengan shopping secara online.
Selain itu, motovasi yang lain tentunya adalah untuk menjaga lifestyle dan meningkatkan online presence mereka.
Oleh karena itu, banyak orang - orang kaya suka untuk membeli barang - barang mewah, dan memamerkan di media sosial sekarang ini. Hal ini untuk meningkatkan personal image mereka, sebagai salah satu pelampiasan dari terbatasnya ruang gerak mereka selama pandemi.
Donny Susilo mengatakan, bahwa penjualan barang - barang mewah, seperti dompet, tas, pakaian bermerek, dan bahkan moge, ini diharapkan dapat mendorong ekonomi Indonesia.
Akan tetapi, resikonya adalah ketika barang - barang bermerek itu diimpor dari luar negeri, hal ini justru akan menurunkan pertumbuhan ekonomi kita.
Pemerintah fokus terhadap peningkatan ekspor, karena net export inilah yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita. Oleh karena itu, berhati - hatilah dengan arus impor. Pajak impor harus dikenakan secara adil, supaya kita juga dapat melindungi produsen dalam negeri dan lebih bijak lagi.
Diakhir, Donny juga menambahkan bahw pemerintah harus mendorong rasa nasionalisme orang - orang kelas menengah ke atas. Orang - orang ini harusnya dibuat lebih bangga menggunakan produk dalam negeri.
Pemerintah juga perlu mengedukasi para pelaku usaha lokal, supaya mereka juga tau caranya, bagaimana meningkatkan nilai merek dan nilai jual pada produk mereka melalui branding strategy, yang biasanya digunakan oleh negara - negara lain, sehingga mereka juga bisa memiliki produk - produk yang bermerek yang bernilai tinggi, bahkan diharapkan kelak mereka bisa mengekspornya ke luar negeri juga.
Publish : *detikline.com
Dapatkan informasi terbaru Donny Susilo di Instagram : donny777_linshuilong