Penulis: Mila
Aceh Timur, detikline.com - Bencana banjir yang merendam sejumlah wilayah di Aceh Timur memicu beragam respons dari masyarakat. Pada saat listrik padam, jaringan komunikasi terganggu, serta akses logistik belum sepenuhnya tersalurkan, para jurnalis menjadi salah satu pihak yang lebih dulu hadir di lokasi untuk menyampaikan informasi kondisi faktual kepada publik.
Di tengah upaya penanganan bencana, sebagian warga menyoroti masih adanya pemberitaan atau aktivitas yang dinilai kurang relevan dengan situasi darurat.
Kondisi ini memunculkan harapan agar seluruh pihak, khususnya instansi terkait, dapat memprioritaskan kebutuhan mendesak masyarakat yang terdampak.
Para jurnalis yang bertugas di lapangan menghadapi tantangan serupa dengan warga: keterbatasan logistik, minimnya fasilitas, serta medan yang sulit. Meski demikian, mereka tetap menjalankan tugas memastikan informasi sampai kepada publik tanpa penundaan.
Peran ini menjadi penting karena kehadiran jurnalis sering kali membantu mempercepat penyebaran informasi terkait kebutuhan dan kondisi darurat di daerah terdampak.
Situasi tersebut memunculkan pertanyaan dari masyarakat mengenai efektivitas koordinasi dan kecepatan respons sejumlah lembaga dalam menyalurkan bantuan.
Masyarakat berharap pemerintah dapat hadir lebih cepat dan merespons kebutuhan di lapangan tanpa menunggu prosedur yang memakan waktu lama.
Kritik yang muncul dari warga dan relawan bukan ditujukan untuk memperkeruh keadaan, melainkan menjadi pengingat bahwa masyarakat Aceh, khususnya korban banjir, membutuhkan tindakan nyata dan kehadiran langsung dari pihak berwenang.
Mereka berharap bantuan diberikan secara cepat dan tepat di lokasi-lokasi yang masih terendam lumpur dan terisolasi. Rill/Red

0Komentar