Jakarta, detikline.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan respons atas laporan hukum yang ditujukan kepadanya terkait kebijakan mengirim pelajar bermasalah ke barak militer. Menurut Dedi, berbagai bentuk kritik dan upaya hukum tidak perlu ditanggapi dengan emosi.
"Berbagai upaya yang diarahkan pada diri saya, baik kritik, saran, bully, nyinyirm atau upaya untuk mempidanakan diri saya, tidak usah ditanggapi dengan emosi. Kita hadapi dengan relax saja. Mungkin mereka lagi mencari perhatian," kata Dedi lewat media sosial Instagramnya, yang dilihat pada Sabtu (7/6).
Sejak menjabat sebagai gubernur, Dedi mengusung berbagai program pendidikan seperti pengiriman pelajar ke barak militer, penerapan jam malam, masuk sekolah lebih pagi, hingga penghapusan PR. Ia menyebut kebijakan-kebijakan tersebut sebagai bagian dari upayanya mencerdaskan generasi muda Jawa Barat.
"Saya ingin anak-anak Jabar menjadi generasi hebat menguasai teknologi, industri, pertanian, perikanan, kelautan, hingga kewirausahaan. Itu perlu dibentuk lewat sistem dan watak yang kuat," tegas Dedi.
Dilaporkan ke Bareskrim Polri
Kebijakan tersebut menuai protes. Seorang wali murid asal Bekasi, Adhel Setiawan, melaporkan Dedi ke Bareskrim Polri pada Kamis (5/6). Laporannya diterima dalam bentuk Pengaduan Masyarakat (Dumas).
Adhel mengaku melapor bukan karena anaknya sudah dikirim ke barak, tetapi sebagai langkah pencegahan agar kebijakan ini tidak berdampak pada anak-anak lain.
"Saya tidak ingin menunggu sampai anak saya jadi korban. Kebijakan ini tidak jelas dasar hukumnya, bisa melanggar hukum dan hak anak," kata Adhel.
Ia juga menyebut kebijakan Dedi berpotensi melanggar Pasal 76H UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, yang melarang pelibatan anak dalam kegiatan berbau militer dengan ancaman pidana hingga 5 tahun.
Sebagai bukti, Adhel menyerahkan dokumen kronologi, cuplikan berita, dan video kegiatan barak militer yang melibatkan siswa. Ia juga mengaku telah menyampaikan hal ini ke Komnas HAM. Rill/Red
0Comments
Silahkan berkomentar dengan sopan