Jakarta, detikline.com - Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di kawasan Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, menolak adanya aturan pemerint...
Jakarta, detikline.com - Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di kawasan Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, menolak adanya aturan pemerintah setempat, untuk direlokasi ke lokbin Kota Intan.
Lokbin Kota Intan yang berada jauh dari pusat keramaian pengunjung wisata Kota Tua, membuat para PKL ini harus kehilangan pendapatan, bahkan hingga merugi.
Sebut saja salah satu PKL, Santi (38) mengaku rugi jika berjualan di lokbin Kota Intan. Bahkan dia lebih baik tidak berjualan ketimbang harus berdagang, namun rugi.
"Habis modal lah, lokbin kan sepi, tidak ada pengunjung juga, yang ada bawa uang 200rb pulang sisa 50rb, karena harus makan, tapi ngak dapat uang," jelas Santi, saat dimintai keterangannya, Kamis (2/2/2023).
Santi juga mengatakan, ia dan teman-teman pedagang lainnya, sudah pernah masuk ke lokbin hingga 3 kali, namun tidak ada perubahan.
"Ini kali ke 4 kami diminta untuk masuk lokbin lagi, bagaimana kami bisa bayar retribusi, kalau pemasukan tidak ada," bebernya.
"Intinya kami menolak masuk lokbin," tegasnya.
Santi dan beberapa PKL lainnya memilih berjualan di jalan Cengkeh yang merupakan jalan masuk ke arah lokbin, tepatnya di jalan seberang protokol kawasan steril Kota Tua.
Hal yang sama dialami Sae (51) janda 2 anak ini mengaku terpaksa harus berjualan di jalan Cengkeh, karena berjualan di lokbin Kota Intan tidak mendapatkan penghasilan.
"Mending kita kucing-kucingan aja dah sama Satpol PP, daripada di lokbin ngak dapat uang," ujarnya.
Sebelumnya, kata Sae, ia dan teman-teman PKL lainnya diberi izin oleh pihak intansi terkait, berdagang di kawasan Kaliber Barat, tapi baru berjualan dua hari, esoknya sudah tidak boleh berjualan lagi.
"Kalau kami berdagang di Kaliber Barat, pendapatan kami meningkat, hidup kami sejahtera," pungkas Sae.
Sae mengaku heran, kenapa pemerintah setempat terkesan membiarkan para PKL tidak mendapatkan uang.
"Tolong pemerintah, dengarlah jeritan hati kami, jika tidak dapat uang hari ini, gimana kami bisa makan untuk anak-anak," pinta Sae. (Lk)