Jakarta, detikline.com - Kabar duka datang dari SMP IT Al Hikmah Kota Depok, Jawa Barat. Sebanyak empat siswanya hanyut saat menjalani Lati...
Jakarta, detikline.com - Kabar duka datang dari SMP IT Al Hikmah Kota Depok, Jawa Barat. Sebanyak empat siswanya hanyut saat menjalani Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) di Curug Kembar, Desa Batu Layang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Tiga siswa telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dihari yang sama dan satu siswi lainnya hilang.
Komisioner KPAI Retno Listyarti menyampaikan duka cita mendalam kepada seluruh keluarga korban.
"Semoga ayah dan ibu korban diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah ini," ucap Retno.
Retno menyayangkan pihak sekolah yang tidak bijak dalam menyelenggarakan kegiatan di alam bebas saat musim hujan, yang dilakukan di Curug.
"Padahal, saat hujan lebat, segala kemungkinan bisa terjadi, mulai dari tanah longsor, banjir, sampai kemungkinan banjir bandang di lokasi tersebut," jelas Retno.
Ia mendorong Dinas Pendidikan Kota Depok dan pihak kepolisian sesuai kewenangannya masing-masing untuk melakukan pemeriksaan atas kasus tewasnya 4 siswa dalam kegiatan LDKS tersebut.
Apakah ada kelalaian yang membuat tewasnya 4 peserta didik. Apakah ada laporan atau ijin Dinas Pendidikan Kota Depok terkait penyelenggarakan kegiatan LDKS di Cisarua ini, apakah ada ijin orangtua dan apakah orangtua mengetahui bahwa akan ada kegiatan tracking yang melewati sungai pada rundown kegiatan LDKS tersebut?.
Apakah ada SOP dalam kegiatan ini sehingga pembina kegiatan dan para guru sudah mempertimbangkan kondisi cuaca, karena jika hujan seharusnya tidak diperkenankan ada kegiatan tracking dan susur sungai, apalagi di wilayah curug, yang merupakan hulu dari sungai.
"Karena saat hujan, debit air bisa tiba-tiba meningkat dan arus membesar, bahkan ada potensi longsor," papar Retno.
Retno menghimbau Dinas Pendidikan untuk membuat surat edaran yang melarang pihak sekolah menyelenggarakan kegiatan di alam terbuka, apalagi di wilayah sungai saat musim hujan seperti sekarang.
Kalau pun sedang tidak musim hujan, sekolah wajib memiliki SOP kegiatan di alam terbuka yang aman dan melindungi anak-anak.
Selain itu para orangtua wajib memastikan rundown kegiatan untuk memastikan anak-anaknya aman selama berkegiatan.
Petaka Berulang Setiap Tahun
Kegiatan dialam terbuka yang diselenggarakan satuan pendidikan yang berakibat hanyutnya sejumlah peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut sudah berulang terjadi dan menewaskan sejumlah siswa.
Tercatat tahun 2020 di Sleman dan tahun 2021 di Ciamis. Semuanya menimpa siswa pada jenjang SMP.
Pada Jumat, 21 Februari 2020, kegiatan susur sungai yang diikuti 257 pelajar SMPN 1 Turi, Sleman berujung petaka.
Pada sore hari, saat para peserta yang sedang menyusuri Sungai Sempor itu diterjang arus deras dari arah utara.
Ratusan pelajar ini diketahui sedang melaksanakan kegiatan pramuka. Ditemani kakak pembina, yang juga masih pelajar. Ratusan pelajar SMP ini nekat menyusuri sungai di tengah cuaca yang tak menentu setelah hujan deras. Peristiwa ini berakhir nahas, 10 siswi ditemukan meninggal dunia.
Pada Jumat, 15 Oktober 2021 terjadi tragedi memilukan dimana sebanyak 21 siswa MTs di Ciamis menjadi korban dari kegiatan susur sungai yang diselengarakan oleh pihak sekolah MTs Harapan Baru Cijantung.
10 siswa telah diselamatkan oleh warga yang turut membantu, namun 11 siswa lainya telah ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Kronologi itu bermula dari kegiatan rutinan yang merupakan bagian dari kegiatan pramuka yang dilakukan madrasah.
Dalam kegiatan itu diikuti oleh 150 peserta menyusuri sungai Cileueur dan akan menyebranginya.