Wartawan: Ramdani Banten, detikline.com - Peristiwa terjadinya pengeroyokan terhadap lima wartawan media online oleh sejumlah para pemain B...
Wartawan: Ramdani
Banten, detikline.com - Peristiwa terjadinya pengeroyokan terhadap lima wartawan media online oleh sejumlah para pemain BBM Pertalite bersubsidi dengan motif menggunakan sepeda motor jenis Suzuki Thunder di SPBU 34-15715, di Jalan Raya Otonom Cikupa Pasir Gadung, Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang Banten terjadi pada Senin (24/10/2022) pukul 01.00 dini hari.
Kejadian brutal para pelaku yang merupakan pemain BBM pertalite yang diperkirakan sekitar lebih dari 15 orang itu adalah gaya-gaya preman.
Hal itu dikatakan Adi Nur Febriadi di Jakarta, Selasa (25/10/2022) yang juga saksi serta salah satu korban pengeroyokan.
Adi Nur juga mengaku sebagai Ketua Bidang OKK DPP Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia. Dalam pengakuannya dihadapan awak media, dia mengatakan aksi brutal para mafia BBM Pertalite bersubsidi itu dipicu oleh nada tinggi pengawas SPBU yang diketahui bernama Erwin.
"Kejadian pengeroyokan terhadap kami kemaren itu diluar nalar kami sebagai kontrol sosial. Kami bukan ujug-ujug datang ke SPBU itu," kata Adi.
Dia juga menjelaskan bahwa kehadirannya di SPBU 34-15715 bersama rekannya yang bernama Ali Akbar alias Barong dari Jakarta karena sudah janjian dengan rekan wartawan Reza di depan SPBU tersebut.
"Kami datang karena rencana mau ke Pandeglang. Sebagai Ketua OKK DPP, kewajiban saya mengembangkan jaringan dan SDM organisasi kami hingga ke pelosok-pelosok, jadi bukan ujug-ujug kami ke SPBU itu," jelasnya.
Lebih rinci, Adi juga menyebut setiba dirinya bersama Barong di SPBU itu, sudah ada Reza, Cahyo dan Fandi.
"Rekan kami sudah ada disitu menunggu, karena saya baru sampai, akhirnya kami mencari kopi di depan SPBU itu sejenak," ucap Adi.
Sebagai insting dan naluri jurnalis, Adi menjelaskan ketika dirinya sambil ngopi, mereka melihat adanya antrian panjang para pengendara sepeda motor suzuki thunder.
"Mereka yang sudah mengisi pertalite kami liat kok balik lagi dan balik lagi, terus begitu. Jelas kami curiga ada apa dengan para pengendara sepeda motor thunder itu?," ulasnya.
Lanjut Adi, setelah kami pelajari sejenak, ternyata itu modus baru para mafia pemain BBM bersubsidi pengganti jerigen.
"Ternyata itu modus dan motif baru para mafia BBM pertalite bersubsidi. Kami hampiri mereka dan berikan edukasi soal regulasinya," ujarnya.
"Sebenarnya mereka mengerti setelah kami berikan edukasi dan regulasi Migas. Namun tiba-tiba pengawas SPBU datang dengan bernaga arogan, dan teriak-teriak menyebut kami wartawan abal-abal. Disitulah awal pemicu keributan hingga terjadinya pengeroyokan terhadap kami di area SPBU 34-15715," paparnya.
Atas peristiwa tersebut ke 5 wartawan tersebut yang bernama Adi Nur Febriadi, Ali Akbar alias Barong, Reza, Cahyo dan Fandi mengalami pengeroyokan, intimidasi, kriminalisasi, penyitaan alat kerja jurnalis mereka berupa HP, bahkan kendaraan mobil Reza Toyota Yaris No.Pol: B-1537-CMK telah mengalami kerusakan karena terkena sasaran pengrusakan juga oleh para mafia BBM pertalite bersubsidi.
Kejadian berlanjut pembuatan laporan Kepolisian di Polres Tigaraksa dengan tanda bukti lapor Nomor TBL/B/921/X/2022/SPKT.SAT RESKRIM/POLRESTA TANGERANG/POLDA BANTEN, berdasarkan Laporan Polisi Nomor LP/B/921/X/2022/SPKT.SAT RESKRIM/POLRESTA TANGERANG/POLDA BANTEN, tanggal 24 Oktober 2022.
"Sudah ada LPnya dan kami juga sudah di BAP semalam. Penyidik telah menjerat para pelaku dengan Pasal 170 KUHP, " ujar Adi.
Sementara saat dikonfirmasi media ini, Selasa (25/10/2022) siang kepada Ketua Umum Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia Mustofa Hadi Karya yang biasa disapa Opan membenarkan atas insiden tersebut.
"Benar, ada insiden pengeroyokan terhadap 5 wartawan dan kesemuanya itu adalah anggota saya di FWJ Indonesia," jelasnya.
Opan juga membeberkan, dirinya mengetahui hal tersebut kemaren pagi dan langsung berikan instruksi kepada para ketua DPD Banten dan para Korwil se Jabodetabek segera hadir di Polres Tigaraksa.
"Kami kawal kasus ini, dan alhamdulillah Wakasat Reskrim Polres welcome dan langsung membuat BAP pelapor serta para saksi," ujarnya.
Bahkan kata Opan, pengawas SPBU 34-15715 beserta 2 orang operatornya dan 1 orang pelaku pengendara motor Thunder sudah diamankan di Polres Tigaraksa.
"Infonya baru 4 orang diamankan, pengawas SPBU yang bernama Erwin itu awal pemicu terjadinya pengeroyokan terhadap 5 wartawan dan dia juga yang merobek kaos OKK saya. Bahkan sempat memukul Reza juga. Sedangkan kedua operator SPBU nya juga sama membantu pengawasnya dalam tindak kejahatan," beber Opan.
Opan mengapresiasi langkah Polres Tigaraksa dalam hal ini Wakasat Reskrim nya beserta jajarannya yang dengan sigap langsung mengeksekusi para pelaku meski belum semua ditangkap.
"Kami tunggu kerja nyata Polres Tigaraksa untuk menangkap seluruh para pelakunya dalam 3 hari kedepan agar mereka semua ditangkap," pintanya.
Selain itu, Opan juga meminta penyidik Polres Tigaraksa untuk memasukkan beberapa pasal tambahan, yakni pasal pengrusakan kendaraan, penyitaan alat kerja jurnalis dan menghalang-halangi tugas jurnalis.
"Saya meminta tambahan Pasal ke penyidik nanti, selain Pasal 170 KUHPidana, juga harus dimasukan Pasal pengrusakan kendaraan, penyitaan alat kerja jurnalis dan menghalang-halangi tugas jurnalis," pungkasnya.