Jakarta, detikline.com - Indonesia kembali berduka cita dengan berpulangnya salah satu putra terbaik bangsa. Ketua Dewan Pers Prof. Dr. H. ...
Jakarta, detikline.com - Indonesia kembali berduka cita dengan berpulangnya salah satu putra terbaik bangsa. Ketua Dewan Pers Prof. Dr. H. Azyumardi Azra wafat di Rumah Sakit Serdang Selangor, Malaysia pada Minggu (18/9/2022).
Ketua Umum Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia Mustofa Hadi Karya yang biasa disapa Opan menyampaikan duka cita yang mendalam dan berbelasungkawa. Hal tersebut ia utarakan dalam pesan whatsapp, pada hari Senin, (19/9/2022).
"Saya atas nama pribadi, serta keluarga besar Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia turut duka mendalam atas wafatnya Ketua Dewan Pers Prof. Dr. Azyumardi Azra. Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan," kata Ketum FWJ Indonesia.
Menurut Opan, sosok Almarhum, selaku ketua Dewan Pers masa bakti 2022-2025 adalah sosok yang sangat luar biasa.
"Prof Azra mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta periode 1998-2006 ini sangat luar biasa, banyak legaly bagi bangsa Indonesia dan bahkan masyarakat global. Buah pemikiran, inspirasi, serta teladan Prof Azra berperan besar membentuk masyarakat Indonesia," jelas Opan.
Prof. Azra yang pernah menjadi wartawan di majalah Panji Masyarakat pada 1979-1985 sangat menginspirasi dengan karya-karyanya dan menjadi catatan tersendiri dimata Ketum FWJ Indonesia.
"Kita semua juga dapat meneladani kiprah beliau. Kerja keras berpadu dengan kerja cerdas dan terus mengembangkan diri dengan keilmuan yang luas," ungkap Opan.
Mengenyam pendidikan di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982, Azyumardi lantas meneruskan pendidikan di Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University tahun 1998 hingga meraih gelar Master of Art (MA).
Dia juga mendapat gelar Master of Philosophy (MPhil) pada Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990.
Suami dari Ipah Farihah ini juga menggenggam titel Doctor of Philosophy Degree tahun 1992, dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.
Prof Azra juga tercatat sebagai orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan (2004-2009).
Pada 2010, ia menerima gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris, yakni Commander of the Order of British Empire.
Dengan gelar kehormatan itu, Azra telah diakui sebagai anggota keluarga bangsawan Inggris. Azra berhak memakai gelar 'Sir' di depan namanya hingga bebas keluar-masuk Inggris tanpa visa. Artinya, Azra 'dinobatkan' sebagai individu pemegang gelar 'Sir' pertama di Indonesia. (Dani)