Publish : lala detikline.com Jakarta - Pandemi COVID-19 memang telah berdampak luas terhadap perkembangan anak dalam hal kesehatan ( fisik...
Publish : lala
detikline.com Jakarta - Pandemi COVID-19 memang telah berdampak luas terhadap perkembangan anak dalam hal kesehatan (fisik dan mental), aspek sosial, dan juga pendidikan. Indonesia merupakan negara dengan jumlah usia anak yang cukup besar.
Pada Juni 2021 pada saat tingkat infeksi COVID-19 cukup tinggi di Indonesia, ternyata kelompok anak yang terinfeksi cukup banyak, yaitu mencapai 2,9% untuk usia 0 – 5 tahun dan 10% untuk usia 6 – 18 tahun.
Sejumlah negara yang mengalami penurunan kasus, bahkan sampai zero kasus, ternyata saat ini naik kembali kasus yang terinfeksi covid-19, kondisi tersebut mungkin sekali dialami juga oleh Indonesia.
Oleh karena itu, sangat penting menciptakan sistem pelayanan kesehatan yang dapat mengantisipasi kemungkinan bertambahnya kasus COVID-19 pada anak, termasuk perlunya vaksinasi untuk usia anak.
KPAI menyambut positif ijin penggunaan vaksin sinovac untuk anak usia 6-11 tahun oleh BPOM. KPAI juga menyampaikan penghargaan dan apresiasi tinggi atas kerja keras BPOM dan para ahlinya yang akhirnya memberikan ijin penggunaan vaksin sinovac untuk diberikan pada anak usia 6-11 tahun.
Persetujuan perluasan indikasi ini diperoleh setelah BPOM melakukan pembahasan dan pengkajian bersama Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) terhadap aspek khasiat dan keamanannya vaksin sinovac, urai Retno Listyarti, Komisioner KPAI.
Retno menambahkan, KPAI sangat berterimakasih pada kepedulian BPOM untuk melindungi anak-anak Indonesia melalui pemberian ijin vaksinasi anak, apalagi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah digelar hampir di seluruh daerah yang sudah memasuki level PPKM 1 – 3.
Padahal, pembukaan sekolah tatap muka secara bertahap akan menjadikan anak juga berpotensi pembawa virus COVID-19 setelah beraktivitas di luar rumah dan menularkannya kepada orang lain. Hal ini menjadi kekhawatiran dan harus menjadi perhatian bersama.
Survei Singkat Persepsi Peserta Didik Tentang Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun
KPAI melakukan survey singkat tentang Persepsi Peserta Didik Terkait Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun. Survei yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi google form ini diikuti oleh 86.286 partisipan/responden dari jenjang pendidian SD/MI/SLB (10%), SMP/MTs/SLB (40%), MA/SMA/SMA/SLB (50%).
Adapun asal daerah para partisipan berasal dari 34 Provinsi di Indonesia, bahkan diikuti juga peserta didik dari Sekolah Indonesia Luar negeri (SILN), yaitu SILN Singapura dan SILN Filipina.
Survei dilaksanakan pada 3 – 9 Agustus 2021 setelah sebelumnya dilakukan ujicoba kuisioner pada 30-31 Juli 2021. KPAI hanya akan menyampaikan beberapa temuan survey misalnya, banyak responden anak dalam survey ini yang belum di vaksin karena belum ada kesempatan mereka mendapatkan vaksin anak.
Data survey menunjukkan bahwa dari 86.286 responden menyatakan kesediannya untuk di vaksin dengan angka capaian hingga 88%, sedangkan yang ragu-ragu ada 9%, dan yang menolak divaksin hanya sekitar 3% responden saja. Namun, dari yang menyatakan bersedia di vaksin tersebut, baru 36% yang sudah beruntung mendapatkan vaksin, sedangkan 64% diantaranya belum divaksin.
Dari jumlah 64% yang belum divaksin tersebut, 57% responden menyatakan belum divaksin karena belum berkesempatan mendapatkan vaksin. Kemungkinan data ini menggambarkan bahwa ada persoalan vaksinasi anak yang belum merata di berbagai daerah di Indonesia.
Alasan responden bersedia di vaksin diantaranya adalah sebanyak 47% menyatakan bahwa keinginannya vaksin agar tubuhnya memiliki antibody terhadap virus covid-19 sehingga jika tertular gejalanya menjadi ringan; 25% menyatakan memiliki kekebalan terhadap virus corona; dan 24%menyatakan agar segera dapat mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini dinilai kurang efektif, serta susah untuk di mengerti, sedangkan 2% karena dibujuk orangtuanya, merasa ini kewajiban dan 2% menjawab lainnya. Jawaban lainnya misalnya : agar bisa berpergian kemana saja, dan ada yang menyatakan agar terus dapat bantuan social dari pemerintah.
Adapun alasan responden yang tidak bersedia divaksin menyatakan khawatir pada efek vaksin sebanyak 37%, dan merasa tidak perlu divaksin yang penting menerapkan protocol kesehatan sebanyak 15% responden; memiliki kormobid sehingga secara medis tidak bisa di vaksin (10%); tidak yakin dengan merek vaksin tertentu (8%); yakin bahwa kalau anak terinfeksi covid-19 gejalanya ringan bahkan kadang tidak bergejala (15%); divaksin juga tidak menjamin tidak tertular covid-19 (8%); dan tidak diijinkan orangtuanya untuk vaksin (7%).
Meskipun angka yang tidak bersedia divaksin hanya 3% dari 86.286 responden, namun hal tersebut tetap perlu menjadi pertimbangan untuk ditindaklanjuti pemerintah, misalnya melalui pendekatan berbasis sekolah/madrasah yang melibatkan pendidik di sekolah.
Anak-anak yang sudah divaksinasi mengaku pasca divaksin merasakan nyeri ditempat suntikan dilakukan (41%); lapar atau haus (16%); rasa lelah (11%); Sakit kepala (4%); Demam (3%); mual atau muntah (1%); dan sisanya jawabannya lainnya (24%). Demikian Efek dari vaksin yang dirasakan anak. Tidak ada yang parah apalagi sampai di rawat di rumah sakit.
Hasil Pengawasan Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun
Selain melakukan survey tentang program vaksinasi anak dengan sasaran responden anak usia 12-17 tahun, KPAI juga telah melakukan pengawasan langsung ke 7 sekolah terkait program vakinasi anak di sejumlah sentra vaksin sekolah di wilayah DKI Jakarta, diantaranya di SMPN 161 Jakarta Selatan, SMPN 88 Jakarta Barat, SMPN 270 dan SMPN 30 Jakarta Utara, SMAN 22 Jakarta Timur, SDN Pasar Baru 07 dan SMAN 20 Jakarta Pusat.
Sepanjang pantauan KPAI di media massa, ada sejumlah daerah yang sudah melakukan vaksinasi anak usia 12-17 tahun sejak Juli 2021, diantaranya : Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, Bali, NTB, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, bahkan Papua . Sementara vaksinasi anak yang baru mulai digelar bulan Agustus 2021, diantaranya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tidak ditemukan kasus vaksinasi anak yang berefek berat di setiap sentra pengawasan vaksinasi anak, namun di Bali ada 2 kasus anak mengalami pusing dan terjatuh setelah di vaksin, tepatnya saat observasi pasca vaksin dan langsung mendapatkan pertolongan.
Setelah diperiksa di IGD oleh dokter, ternyata anak mengaku belum sarapan dan tidur terlalu larut, sehingga pasca vaksin mengalami pusing dan jatuh pingsan. KPPAD Bali sebagai mitra KPAI sudah mendatangi sekolah dan kediaman kedua anak tersebut, saat bertemu, anak dalam kondisi sudah sangat membaik.
Rekomendasi
Berdasarkan Hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 62 ribu responden anak yang dilakukan 3-9 Agustus 2021, menunjukkan data bahwa anak-anak usia 12-17 tahun mau divaksin, namun ketersediaan vaksin didaerahnya belum ada, padahal mayoritas responden 88 persen bersedia divaksin, hanya 3 persen yang menolak di vaksin, sedangkan 9 persennya lagi ragu-ragu di vaksin.
Keraguan diantaranya adalah pada merek vaksin tertentu atau pilih-pilih merek vaksin. Hasil seurvei mengindikasi bahwa vaksin anak usia 12-17 tahun masih terpusat di kota-kota besar dan di Pulau Jawa.
Atas dasar itu, maka KPAI menyampaikan rekomendasi sebagai berikut :
- KPAI mendorong percepatan vaksinasi anak usia 12-17 tahun yang sudah dimulai Juli 2021 yang lalu, karena hingga awal November 2021 pencapaiannya masih rendah, yaitu 4,5 juta anak yang sudah divaksin dari target 26 juta anak. Jika pembverian vaksinasi anak usia 12-17 tahun belum dapat dituntaskan pada Desember 2021 ini, maka program vaksinasi anak usia 6-11 tahun akan tertunda
- KPAI mendorong Kemenkes untuk dapat segera memberikan vaksinasi anak usia 6-11 tahun, walau Kemenkes mengatakan baru bisa memberikan vaksin anak 6-11 tahun pada awal 2022 dg pertimbangan ketersediaan vaksin yg saat ini dimiliki pemerintah Indonesia, apalagi PAUD/TK dan SD sudah mulai menggelar PTM, padahal anak-anak itu belum vaksin dan sulit dikontrol perilakunya
- KPAI mendorong para orangtua untuk yang memiliki anak-anak usia 6-17 tahun segera divaksin, jangan ditunda, jangan memilih milih merek vaksin. KPAI yakin bahwa vaksin covid Yang ada aman, berkhasiat dan bermutu. Ingat, vaksin adalah hak anak-anak anda, berikan haknya, ijin kan dan antar anak-anak anda untuk divaksin. Vaksin sinovac sudah digunakan untuk anak usia 6-11 tahun di sejumlah Negara, seperti China, Chile, Kolumbia dan Kuba
- KPAI usulkan pemberian vaksin anak berbasis sentra sekolah, agar anak-anak merasa aman dan nyaman untuk divaksin. Hal ini jg berdasarkan hasil wawancara KPAI pada agustus 2021 dg anak-anak yang usia 12-17 tahun, saat mereka sdg antri vaksin di sentra sekolah
Retno Listyarti, Komisioner KPAI